Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran, China Angkat Bicara: Ini Tanggapan Resminya

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara mengejutkan mengumumkan tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran. Pengumuman ini langsung mengguncang geopolitik global dan menarik perhatian berbagai negara besar, termasuk China. Pemerintah Tiongkok pun segera mengeluarkan pernyataan resmi yang menyoroti langkah Trump dan situasi kawasan Timur Tengah.

Dalam konferensi pers di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa negaranya menyambut baik upaya perdamaian apa pun yang mengurangi eskalasi militer. Namun, China juga menekankan pentingnya solusi damai yang melibatkan semua pihak secara adil, bukan sekadar inisiatif sepihak dari negara kuat.

China menggarisbawahi bahwa perdamaian berkelanjutan di Timur Tengah harus berlandaskan pada hukum internasional dan resolusi PBB. Mereka spaceman gacor juga mengajak komunitas global untuk mengawal implementasi gencatan senjata dengan hati-hati agar tidak berubah menjadi taktik politik jangka pendek.

Sementara itu, pengamat internasional menganggap respons China sebagai sinyal bahwa Beijing tetap berpegang teguh pada pendekatan diplomatik multilateral. China juga ingin menjaga posisinya sebagai kekuatan global yang netral, terutama dalam konflik sensitif seperti Israel-Iran.

Dengan pernyataan ini, China berupaya menjaga keseimbangan diplomatik, di satu sisi tidak langsung mengkritik langkah Trump, tapi di sisi lain mendorong keterlibatan kolektif dalam menyelesaikan konflik. Situasi ini masih terus berkembang, dan dunia kini menunggu bagaimana pihak-pihak terkait akan menindaklanjuti gencatan senjata tersebut.

Penemuan Baru Mengungkap Bukti Tsunami Purba di Kanada Barat dan Amerika Serikat Utara

mashupch.com – Para peneliti dari Universitas Saskatchewan (USask) telah mengungkap bukti signifikan yang menunjukkan bahwa sebuah tsunami besar terjadi sekitar 445 juta tahun yang lalu, menggenangi wilayah yang saat ini menjadi bagian dari Kanada Barat dan utara Amerika Serikat. Detail temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Sedimentary Geology.

Lokasi dan Konteks Geografis

Brian Pratt dan Colin Sproat, peneliti dari Departemen Ilmu Geologi USask, menjelaskan bahwa peristiwa tsunami tersebut berlangsung di Williston Basin, sebuah cekungan laut purba yang saat ini melintasi Saskatchewan dan Manitoba di Kanada, serta Montana dan Dakota di AS.

Kondisi Geografis Masa Lalu

Menurut penelitian tersebut, geografi masa lalu sangat berbeda dibandingkan saat ini. “Kawasan ini dulu lebih dekat ke garis khatulistiwa dan memiliki permukaan laut yang sangat tinggi, menjadikan wilayah ini sebagai laut tropis yang menjorok ke daratan, berbeda jauh dengan padang rumput beriklim sedang seperti sekarang,” kata Sproat, yang dikutip dari Phys.org.

Metodologi dan Temuan

Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi di The Pas, Manitoba, di mana para ilmuwan menemukan bukti dari peristiwa singkat berenergi tinggi yang mereka simpulkan sebagai tsunami. Analisis lapisan sedimen menunjukkan bahwa materi seperti kerikil dan tanah liat bercampur, dengan sumber tanah liat yang kemungkinan berasal dari daratan, bukan dari dasar laut yang lebih dalam.

Dinamika Tsunami

Para peneliti menjelaskan bahwa aktivitas patahan yang masih aktif saat itu menyebabkan pergeseran yang menghasilkan gelombang kejut besar, memicu tsunami. “Gelombang tersebut diperkirakan melintasi area datar, mengikis permukaan berbatu sebelum surut kembali dan membawa tanah liat ke laut,” kata Pratt.

Implikasi Penelitian

Hasil dari penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan tentang kondisi geologis purba tetapi juga menyoroti peran yang mungkin lebih besar dari tsunami dalam sejarah bumi. Pratt dan Sproat berencana untuk mengunjungi lebih banyak lokasi di Kanada untuk mengumpulkan bukti tambahan dan memperluas pemahaman tentang peristiwa tsunami di masa lalu.

Penemuan ini memberikan perspektif baru tentang dinamika geologis yang telah membentuk kondisi bumi jutaan tahun yang lalu, serta memberikan penjelasan tambahan tentang perubahan geografis yang terjadi sepanjang waktu.

Analisis Peringatan Dini dan Respons Terhadap Serangan Teroris di Balai Konser Crocus City, Moskow

mashupch.com – Pernyataan resmi dari Pemerintah Amerika Serikat telah menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan mereka dalam serangan yang terjadi di sebuah hall konser di Moskow, yang mengakibatkan kehilangan nyawa sebanyak 137 orang. Informasi yang muncul belakangan mengindikasikan adanya peringatan yang disampaikan oleh pihak Amerika Serikat terhadap kemungkinan serangan teroris yang ditargetkan pada Gedung Crocus City.

Para pejabat dari Amerika Serikat yang memiliki pengetahuan terperinci tentang insiden ini mengungkapkan bahwa peringatan tersebut telah diberikan jauh hari sebelum serangan terjadi, lebih dari dua minggu sebelumnya, dengan penjelasan eksplisit bahwa teroris dari ISIS berencana untuk melakukan serangan. Dalam hal ini, praktik standar Amerika Serikat yang berupa kebijakan ‘kewajiban untuk memperingatkan’ umumnya meliputi pemberian informasi tentang ancaman teroris secara luas, namun langkah untuk menyebutkan target yang spesifik merupakan suatu tindakan yang tidak lazim.

Sinyal peringatan awal telah disampaikan oleh Amerika Serikat, termasuk imbauan pada tanggal 7 Maret yang menyerukan warga untuk menghindari berkumpul di keramaian. Namun, respons dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, terhadap peringatan tersebut cenderung meremehkan, menggambarkan peringatan itu sebagai taktik yang bertujuan untuk menimbulkan rasa takut. Respons dan langkah-langkah pencegahan yang diambil oleh pemerintah Rusia terhadap peringatan ini masih belum jelas.

Tanggung jawab atas serangan tersebut telah diklaim oleh ISIS-K, yaitu cabang ISIS yang beroperasi di Asia Tengah, yang menyatakan diri sebagai pelaku serangan paling mematikan di Rusia dalam dua dekade terakhir. Meskipun tidak ada tanggapan langsung dari juru bicara Kremlin mengenai peringatan dari Amerika Serikat, Sergei Naryshkin, kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, mengakui penerimaan informasi dari Amerika Serikat tetapi mengkritiknya karena kurangnya detail yang dapat membantu mengidentifikasi pelaku secara akurat.

Dalam sebuah wawancara, Islam Khalilov, seorang karyawan di Crocus City, menyatakan bahwa staf telah diberitahu mengenai ancaman serangan teroris setelah peringatan umum dikeluarkan oleh Amerika Serikat pada tanggal 7 Maret. Instruksi tentang tindakan pencegahan dan prosedur keamanan diberikan kepada staf.

Lebih lanjut, terungkap bahwa Rusia telah menanggapi dengan serius peringatan yang sama dari Amerika Serikat mengenai ancaman potensial terhadap sebuah sinagoga di Moskow. Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menggagalkan upaya serangan oleh ISIS terhadap sinagoga tersebut, yang dilakukan sehari setelah menerima informasi dari Amerika Serikat.

Insiden di Balai Konser Crocus City menyoroti pentingnya pertukaran informasi intelijen yang efektif serta koordinasi antar negara dalam menangani ancaman terorisme dengan cepat dan tepat.